Sejarah Pantai Kuta:
Secara etimologi, kata “KUTA”
berarti benteng atau kota yang dulunya diperkuat dengan nama-nama pelabuhan
Majapahit seperti Tuban atau Canggu yang memiliki kesamaan nama dengan tempat
yang ada di sebelah selatan dan utara Desa Adat Kuta. Nama Kuta yang diberikan
oleh Patih Gajah Mada ini merupakan tempat sebagai benteng karena terletak
diantara dua nama pelabuhan Majapahit yang terkenal. Dahulu desa ini juga
bernama Kuta Mimba, Mimba artinya hutan, sehingga Kuta Mimba berarti Alas Kuta. Kuta Mimba ini sangat
terkenal semasih dikuasai oleh Kerajaan Mengwi sekitar abad ke -18 dan setelah
dikalahkan oleh Kerajaan Badung, nama Kuta Mimba lebih populer dengan sebutan
nama Kuta saja.
Potensi Pantai Kuta:
1. Pasar Seni Kuta
Pasar seni ini adalah
pasar tradisional yang dikelola oleh Desa Adat Kuta yang menjual berbagai macam
barang seni kerajinan atau pernak-pernik yang menampung hasil produksi
masyarakat setempat dan juga dari hasil para pengrajin dari daerah Gianyar dan
sekitarnya. Pasar seni Kuta snagat strategis dan mudah dijangkau dari pantai
Kuta dan juga telah didukung dengan fasilitas parkir yang cukup memadai,
pelayanan yang ramah dan harga yang sangat terjangkau.
2. Komunitas Pedagang Pantai
Komunitas
pedagang pantai yang bernaung di bawah Desa Adat Kuta ini bernama “Kawula Jaga
Wisata Pantai Kuta”. Pedagang ini menjajakan dagangannya secara
berpindah-pindah dalam areal tertentu di
kawasan pantai Kuta. Komunitas pedagang ini menawarkan barang/jasa seperti:
kain/baju, patung, jam, makanan dan minuman dingin, jasa pijat (massage), jasa
sewa papan surfing, tattoo, dll.
3. Konservasi Penyu
Satuan tugas
(Satgas) Pantai Kuta yang merupakan perangkat penting di dalam pengelolaan
Pantai Kuta. Satgas ini tidak hanya dikenal seagai tenaga keamanan di objek
wisata pantai Kuta, namun juga sebagai “Bapak Asuh Penyu”. Julukan ini
mengemuka menyusul ketekunan Ketua Satgas Pantai Kuta beserta stafnya dalam
melaksanakan kegiatan konservasi penyu sejak empat tahun silam. Keberhasilan
konservasi penyu ini melatar belakangi kegiatan pelepasan tukik yang digelar
bersama wisatawan. Hal ini telah menjadi semacam daya tarik wisata yang sangat
diminati.
4. Pantai Kuta sebagai tempat kegiatan upacara ritual
Ritual Melasti
yang dilaksanakan oleh krama Desa Adat Kuta serangkaian perayaan hari raya
Nyepi yang jatuh pada kisaran bulan Maret atau awal April. Lokasi pelaksanaan
melasti ini tersebar di sepanjang pantai Kuta. Kegiatan melasti ini dimulai
pukul 15.30 Wita sampai subuh dengan membawa piranti ritual dan mengusung
pratima dengan berkumpul di Pura Desa lalu diarak menuju pantai Kuta. Hal ini
menjadi daya tarik bagi wisatawan sambil menikmati suasana matahari terbenam di
pantai Kuta.
5. Komunitas Nelayan Samudra Jaya Kuta
Komunitas
nelayan Samudra Jaya Kuta berdiri sejak tahun 1980-an dibentuk atas inisiatif I
Ketut Peling (Alm) untuk mewadahi para nelayan didalam penyediaan perlengkapan
menangkap ikan dan membantu masyarakat nelayan beserta keluarganya dalam
meningkatkan perekonomian utamanya dalam mengurus unit simpan pinjam. Kelompok
nelayan Samudra Jaya Kuta semenjak pariwisata mengalami perkembangan,
anggotanya banyak yang beralih profesi dari profesi nelayan menjadi penjual
jasa transportasi bagi wisatawan yang hendak melakukan aktivitas wisata
bahari/surfing ke Kuta Reef.
6. Fasilitas Restoran dan Penginapan
Fasilitas
restoran, Bar, Mall, Supermarket dan warung makan sangat banyak tersedia di
sepanjang Pantai Kuta mulai dari kuliner khas lokal seperti tipat cantok, soto
sampai yang berkelas modern seperti McD, KFC, Hardrock Café, Rosovivo.
Fasilitas
penginapan berupa apartment, villa, losmen atau hotel merupakan sarana
pariwisata yang sangat banyak dijumpai di kawasan Kuta, terutama di sepanjang
jalan Pantai Kuta dengan standar harga yang sangat bervariasi mulai dari Hotel
Bintang 5 (lima) bahkan sampai kelas losmen atau kos-kosan.
7. Fasilitas Parkir
Fasilitas parkir
di pantai Kuta boleh dikatakan masih belum memadai karena hanya memanfaatkan space
yang ada di pinggir jalan pantai kuta dan di areal Pura Segara. Pemda Badung
sudah berupaya memfasilitasi tempat parkir yang cukup representatif yang
terletak di central parkir Kuta dan untuk membantu mobilitas wisatawan, armada
shuttle bus, taxi argo ataupun angkutan tradisional dokar dapat dengan mudah
ditemui di sepanjang jalan pantai kuta.
8. Tourist Information
Keberadaan
tourist information pada beberapa tempat di Pantai Kuta cukup banyak tersedia.
Salah satu pusat layanan tourist information yang ada di pantai Kuta adalah di
kantor layanan polisi pariwisata dan yang satu lagi berada di pasar seni desa
Adat Kuta dekat Pura Segara. Namun bila wisatawan ingin mendapatkan informasi
dengan segera, mereka dapat menanyakan pada petugas satgas, mereka biasanya
menyebar di sepanjang Pantai Kuta dengan kostum berwarna biru dongker. Sebagai
informasi tambahan, di pantai Kuta telah terpasang beberapa fasilitas corong
pengeras suara yang digunakan untuk menginformasikan hal-hal penting kepada
wisatawan, para pedagang pantai dan para pengunjung pantai Kuta.
9. Toilet
Keberadaan
sarana toilet/kamar bilas di pantai Kuta sudah tersedia toilet sebanyak 5 buah.
Menurut informasi dari Jero Bendesa Adat Kuta, pada tahun 2013 ini kelima
toilet ini akan segera direnovasi dengan fasilitas yang lebih representatif
dengan pembiayaan dari APBD Kabupaten Badung. Dan untuk pengelolaannya lebih
lanjut akan diserahkan kepada Desa Adat Kuta.
10. Petugas Balawisata
Petugas
balawisata yang bertugas di Pantai Kuta mempunyai peranan penting dalam menjaga
keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berada di Pantai Kuta. Hal ini penting
untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan pantai Kuta. Dinas Pariwisata Badung
dalam upaya meningkatkan kemampuan personil tenaga balawisata, secara intensif
telah melatih anggota balawisata dengan memberikan mereka ilmu dna secara
regular dikirim ke Australia untuk menimba ilmu penyelamatan agar kemampuan
mereka berstandar internasional.